Profil

Jumat, 10 November 2017

BERTANAM GENJER

Oleh  : Susilowati  PPl Kab. Sukabumi Jabar


Genjer (Limnocharis flava) adalah sejenis tumbuhan rawa yang banyak dijumpai di sawah atauperairan dangkal. Biasanya ditemukan bersama-sama dengan eceng gondok. Genjer adalah sumber sayuran "orang miskin", yang dimakan orang desa apabila tidak ada sayuran lain yang dapat dipanen. Dalam bahasa internasional dikenal sebagai limnocharis,sawah-flower rush, sawah-lettuce, velvetleaf, yellow bur-head, atau cebolla de chucho.   
Dahulu dikenal sebagai gulma air yang berada di sawah. Tapi akhir-akhir ini tanaman ini berubah menjdi tanaman komersil bagi petani seiring dengan banyaknya permintaan akan tanaman genjer ini.  semakin populernya tanaman genjer ini sebagai tanaman yang dapat diolah menjadi makanan pelengkap yang enak dan banyaknya permintaan khususnya untuk memenuhi permintaan rumah makan khas sunda semakin menambah nilai dari tanaman ini.
Terna tahunan yang dapat mencapai tinggi setengah meter ini mudah ditemukan di perairan dangkal seperti sawah atau rawa;rimpang tebal dan tegak, terbenam dalam lumpur; daun tegak atau miring, tidak mengapung (berbeda dari eceng gondok), tangkainya panjang dan berlubang, helainya bervariasi bentuknya; mahkota bunga berwarna kuning dengan diameter 1.5cm, kelopak bunga hijau.
Tumbuhan ini dapat menjadi gulma sawah yang serius jika tidak ditangani segera. Pemanfaatannya dapat membantu mengendalikan populasinya. Walaupun biasanya tidak intensif dibudidayakan, perbanyakan dapat dilakukan secara vegetatif walaupun bijinya pun dapat ditanam. Tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun.

BUDIDAYA GENJER DILAHAN SAWAH
1.     PENYIAPAN BIBIT

Genjer dapat diperbanyak dengan cara generatif yakni dengan biji, serta vegetatif dengan sulur (anakan).Tak heran dalam waktu cepat genjer menyebar keseluruh lahan basah dataran rendah dan menengah di Indonesia,terutama dilahan sawah.
Meski dalam waktu cepat menyebar ke areal persawahan,sebaiknya penanaman genjer dilakukan dengan bibit berupa tanaman cabutan dari areal sawah atau perairan umum lainnya. Sebab dapat memungkinkan untuk beradaptasi dan berkembang lebih cepat



2.    PENGOLAHAN LAHAN
Lahan sawah  yang akan ditanami genjer diolah seperti akan mempersiapkan untuk penanaman padi.  Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menjadikan struktur tanah sawah menjadi lumpur.  Pada saat pengolahan tanah ini diberikan pupuk organic yang telah masak  sebanyak 2ton per ha. Setelah didapat struktur tanah yang melumpur kemudian lahan diratakan agar tidak terjadi penggenangan yang tidak merata kemudian dilakukan pencamplakan dengan caplak ukuran 30 cm – 40 cm. Caplak lebar ini digunakan Karena tanaman genjer akan dijadikan tanaman tahunan sehingga dibutuhkan diameter yang besar untuk ruang tumbuhnya.

3.    PENANAMAN
Bibit yang telah disiapkan umumnya berupa bibit hasil vegetative atau pindahan dari lahan lain.
Bibit ditanam sesuai dengan jarak tanam yang sudah disiapkan sebelumnya. Untuk memudahkan pemanenan bibit ditanam 2-3 baris (legowo 3) .  Penanaman dengan sistim legowo ini sangat membantu dalam pemanenan dan penanganan hama maupun penyakit.

4.    PEMELIHARAAN
Pemupukan hanya dilakukan satu kali pada awal pertumbuhan tanaman dengan dosis 50 Kg NPK per 500 meter. Sampai dengan tananam berusia 8 bulan tidak dilakukan pemupukan lagi . Disarankan pada saat tanaman berusia 1 tahun diberikan pupuk organic.
Tanaman genjer ini dapat terus tumbuh  baik kurang lebih sampai dengan umur 2 tahun


5.    PEMANENAN


 Panen pertama  dilakukan pada umur tanaman 2 minggu setelah tanam , bagian tanaman yang dipenen adalah bunganya. Pemanenan selanjutnya dilakukan setiap satu minggu sekali.  Satu ikat bunga genjer terdiri dari 7 batang. Dari petani diperoleh harga Rp- 500- 300 ,- per ikat.
Dari 3500 meter diperoleh kurang lebih 8000 ikat bunga genjer setiap minggunya.



    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar